Terakhir hasil paling aneh dan di luar perkiraan dari sebuah puisi legendaris “Hujan Bulan Juni” Pak Sapardi, adalah hasil analisis puisinya yang menggunakan metode SOAR, seperti tulisan ini. Terima kasih untuk kamu yang sudah setia membaca dari awal sampai akhir, enggak usah galau-galau lagi ya brodi, “Cinta tidak harus memiliki.”. Kumpulanpuisi tentang kopi Kata kata kopi romantis artikel kopi cerpen kopi resep kopi bisnis kopi kesehatan kecantikan kopi gaya hidup filosofi kopi cara membuat kopi sejarah kopi luwak coffe syair puisi cinta kopi hitam makna kopi dalam kehidupan tanaman kopi Puisi secangkir pagi 4 bait adalah serangkaian kata kata yang terinspirasi dari Berikutsebagian uaraian judul puisi yang terdapat di dalam antologi puisi “ Hujan Bulan Jun” yang sudah dimusikalisasikan: 1. Hujan Bulan Juni. 2. Pada Suatu Hari Nanti. 3. Aku Ingin. 1. Analisis antologi puisi Hujan Bulan Juni khususnya puisi-puisi yang sudah dimusikalisasikan . Sebagaimana teori tentang puisi dan musikalisasi puisi yang KritikPuisi di Musim Hujan Oleh: Muhammad Rain Ke empat bait puisi yang tergolong pendek ini secara keseluruhan sangat dipertimbangkan dalam penghadirannya, sehingga puisi yang mempertimbangkan sajak (bunyi akhir) mampu digarap secara cermat dan menjadikan puisi "bunyi", bunyi dari suatu relung jiwa yang hendak dicurahkan lewat bahasa Vay Nhanh Fast Money. Daun-daun sangatlah rindang Dengan warna yang begitu hijau Sungguh sedap saat dipandang Rumah bagi burung berkicau Hutanku adalah kekayaan Pelindung bagi kehidupan Tempat margasatwa fauna Tumbuh dengan bergembira . . Oleh kieta Rani Maharani Puisi hutan merupakan puisi yang membicarakan tentang hutan dan berbagai hal berkaitan dengannya. Nusantara memiliki hutan. Memberikan berbagai kebaikan. Hutan merupakan paru-paru dunia. Darinya terserap karbondioksida. Sekaligus memberikan oksigen bagi hewan dan manusia. Fungsi hutan juga untuk menghindari bencana. Ketika hutan mulai gundul, maka banyak bencana yang menerpa. Banjir maupun kekeringan bisa terjadi karena hutan tidak terawat. Manusia menebang hutan demi keuntungan yang sebentar. Setelah itu mereka menanggung kerugian. Oleh karena itu kita harus melestarikan hutan. Jangan merusaknya. Dan yang lebih baik lagi adalah penghijauan. Penghijauan merupakan cara agar bumi yang rusak kembali menjadi indah. Kerusakan hutan bisa disebabkan juga karena kebakaran. Baik yang disengaja maupun yang tidak. Indonesia mengalami kebakaran hutan hampir setiap tahun. Kabut asap menjadi bencana yang lain. Kumpulan puisi tentang hutan ini merupakan bagian dari puisi tentang alam. Di bawah ini merupakan puisi tentang hutan terdiri dari 1 bait. Bisa juga disatukan menjadi beberapa bait. Perhatikan dengan seksama. Daun-daun gugur jatuh diterpa angin yang lalu Melayang di atas bumi Bersatu dengan akar-akar Hutan adalah rumah indah Bagi berbagai tumbuhan Di sanalah mereka tumbuh Lalu memberikan kesegaran Luas terbentang hutan Nusantara Menghijaukan wajah bumi Mengirimkan kesegaran udara Semoga hutanku tetap lestari Puisi Hutan 2 Bait Setelah membuat puisi tentang hutan yang terdiri dari 1 bait, sekarang membuat puisi 2 bait. Perhatikan setiap puisi di bawah ini. Ratapan Hutan Ranting-rantingku patah Daun-daunku meranggas Batang-batangku tumbang Hancur oleh para penebang Hewan-hewan berlarian Sungguh mereka ketakutan Rumahnya luluh lantak Dilanda oleh keserakahan Kicau Burung Di Rimba Kicau burung di rimba raya Terdengar setiap pagi Sungguh alam terasa sentosa Saat surya berseri-seri Mereka terbang bebas Dari dahan ke dahan lain Masuk di antara pepohonan Meramaikan hutan dengan kicauan Hutanku Tak Ada Lagi Hutan yang rindang tak ada lagi Sungai yang mengalir kini kering Kicauan burung semakin habis Hutangku kini tak berseri Jangan lagi engkau merusak Hingga gundul hutan rimba Bencana akan datang kelak Bila hutan ditebang semua. Puisi Hutanku Menangis Puisi tentang hutan di bawah ini merupakan puisi kesedihan. Penyebabnya adalah karena hutan semakin rusak. Dahulu hutan begitu luas. Sekarang hampir meranggas. Pohon-pohon besar berusia ratusan tahun, kini telah hilang. Selain itu kebakaran pun sering melanda. Atau bahkan masing-masing pemotong, menjadikan hutan semakin hilang. Mengapa Kau Tebangi Aku Mengapa engkau menebangiku Padahal aku melindungimu Memberimu udara segar Mencegah banjir melanda Apakah engkau tak mengerti Hanya sekedar berterima kasih Menjagaku agar tetap lestari Bukan membuatku menangis begini Hutanku Menangis Rantingku sudah patah semua Tubuhku telah lapuk Dimakan oleh usia Tapi bukan itu sedih Aku menangis karena tangan manusia Menggergaji ku semena-mena Membakar ku dimana saja Mengundang alam menjadi murka Tindakan mereka kasihan Pada diri mereka sendiri Jika tiba banjir bandang Barulah mereka menyesal Puisi Hutanku Terbakar Kebakaran hutan sering terjadi. Terutama di musim kemarau. Banyak orang yang membakar. Sehingga asap di mana-mana. Pemandangan berkabut. Sulit sekali untuk melihat. Engkau membakar hutan engkau memiliki perasaan Bagaimana dengan burung-burung Yang kehilangan sarangnya Engkau tak memikirkan Rusa rusa yang lari kepanasan Margasatwa bergelimpangan Tak memiliki daya kemampuan Semua itu karena ulah manusia Yang hatinya penuh dengan serakah Menghancurkan makhluk di bumi Demi keuntungan diri sendiri Kabut Asap Siapa lagi yang membakar Rimba raya Nusantara Tidakkah mereka memiliki akal Perbuatannya begitu durjana Menghirup udara begitu sesak Diliputi oleh kabut dan asap Hutan-hutan pun makin rusak Kehidupan ini tak lagi sehat Indonesia Berkabut Indonesia ini berkabut Oleh asap yang begitu bau Disebabkan kebakaran di hutan Yang dilakukan oleh sebagian insan Hutankupun menangis sedih Mengapa Nusantara jadi begini Membuang sembarangan kuntum api Merusak tatanan kehidupan ini Terbakar Paru-Paru Dunia Terbakarlah paru-paru dunia Digerogoti api menyala - nyala Daun-daun kering kerontang Pohon-pohon menjadi tumbang Alangkah sedih hati ini Melihat hutan terasa perih Mengapa Indonesia jadi begini Hutan hangus oleh api Mengapa orang membakar hutan Akibatnya tidak dipikirkan Pohon hewan bergelimpangan Dalam sedih menemui kematian Puisi Tentang Hutan Gundul Kerusakan alam salah satunya adalah hutan gundul. Karena hutan ditebang. Sebagiannya dijadikan kebun. Ada pula yang dirusak karena pertambangan. Hutan yang gundul sangat berbahaya. Karena bila hujan tiba datang banjir. Jika kemarau mengakibatkan kekeringan. Pohon-pohon yang hilang tak bisa menyimpan air. Itulah sebabnya datang bencana. Di bawah ini merupakan kumpulan puisi tentang hutan yang gundul. Puisi tentang hutan gundul Hutan yang rindang kini gersang Udara yang segar kini panas Pemandangan hijau kini hilang Tanah kering dan kerontang Burung-burung telah mati Rusa cantik telah tiada Rumah mereka dihancurkan Oleh tangan-tangan tak berperasaan Hutanku kini telah berganti Menjadi sesuatu menjulang tinggi Udara tetap bersih lagi Pemandangan tak lagi asri. Tak Seindah Dulu Hutan… Kata-kata Indah dahulu Ketika rindang dahan-dahan Tempat bermain si rusak cantik Juga burung yang berkicau Kini tak kulihat lagi Pemandangan yang begitu hijau Aku cium lagi Aroma khas dari pepohonan Manusia telah merusak hutan Membabat habis-habisnya Hingga tak tersisa lagi bekas Ketika hujan turun Mereka mengeluh tentang banjir Ketika kemarau tiba Mereka mengeluh tentang kekeringan Ketahuilah wahai manusia Jika hutan telah tiada Engkau akan menerima bencana Kekeringan dan kebanjiran Akan selalu menimpa Hutanku Hutanku Merindukanmu yang dahulu Yang hijau juga indah Sekarang engkau telah rusak Oleh ulah manusia Batang pohon ditebang Kini hutanku terlihat gersang Hutanku Yang Hilang Berapa luas menghampar Menghasilkan udara segar Tempat bagi kehidupan Margasatwa berkeliaran Di sanalah burung berkicauan Margasatwa menikmati kehidupan Berapa banyak ketakjuban Yang terkumpul di dalam hutan Namun.. Mesin mesin dihidupkan Alat berat di datangkan Dan hutan pun dihancurkan Di mana tempat bernaung Bagi hewan yang lemah Segalanya tampak gersang Hutan yang cantik telah hilang Hutan Hutan… Hijau dan menyegarkan Oksigen dia berikan Untuk hewan maupun insan Betapa sedih… Ini hutan tak lagi lestari Udara sejuk ini panas Tebak pohon telah meranggas Batang-batang digergaji Bergelimpangan amat Pedih Lalu dibakar dengan api Hutan pun hilang kini Puisi Penghijaun Hutan Yang rusak bisa diperbaiki. Begitu pula dengan hutan. Hutan merupakan sumber daya alam yang bisa diperbaharui. Kerusakan hutan bisa diperbaiki dengan reboisasi. Meskipun sangat lama, reboisasi penting kelas kehidupan manusia. Setelah kita membuat puisi tentang kebakaran hutan, hutan yang gundul, kerusakan alam, Sekarang saatnya untuk membuat puisi penghijauan. Saat kulihat hutan Yang sedikit mulai tergusur Suaranya dari alam Terdengar mendesir Pohon-pohon mulai berseru Agar kita turun kepadanya Menanam kembali yang telah ditebang Agar hijau seluruh hutan Penghijauan Ada tangan tak dikenal Yang merusak mencemarkan alam Menebang pohon-pohon di hutan Tanpa iba atau kasihan Kini terlihat sudah Bumi tak lagi asri Bencana pun datang melanda Menimpa makhluk yang tak berdosa Sadarlah wahai teman Mari kita menanam Lakukan program penghijauan Agar rupawan wajah sang alam Berikut ini adalah puisi tentang hujan 2 bait dalam bentuk puisi pendek yang menceritakan tentang hujan dan hujan dalam puisi tak selamanya menceritakan tentang hujan yang turun akan tetapi puisi hujan juga terkadang bermakna kesedihan, seperti salah satu puisi hujan kesedihan karena galau yang dipublikasikan berkas berikut ini masing- masing judul puisi pendek tentang hujan yang dipublikasikan berkas puisi diantaranyaPuisi rinai hujanPuisi mencipta kenangDua judul puisi tentang hujan 2 bait dalam bentuk puisi pendek hujan yang yang mencerita hujan dan kegalauan hatiPuisi Pendek Tentang Hujan 2 BaitBagaimana cerita puisi hujan dalam puisi hujan 2 bait yang ditulis dalam puisi pendek hujan, selengkapnya disimak saja puisi bercerita tentang hujan dibawah HUJAN Karya Chumairoh Aksara KimyaHari ini terlalu sibukDengan menyeka air mata dukaDi bawah rinai air hujanHentikan langkahHari ini sangatlah sibukIngin lenakan segala cercaBukan maksud melupaNamun hanya sekadar tepikan asa yang berkecamuk di dadaSingapore, 12 Februari 2021Mencipta KenangKarya Chumairoh Aksara KimyaKali ini hujan tak lagi bersahabatGemuruhnya begitu angkuhTiada lagi rasà yang terciptaSemua berubah dingin merasuki sukmaTiada lagi hangat di rasàAku benci pada kisah laluTerguyur pahitnya kenangDilema tak berkesudahanSingapore, 04 Februari 2021 1 Bumi Kami2 Sebuah Pilihan3 Pelita Jingga4 Hujan Musim Semi5 Syair Sederhana6 Menepi Aku7 Tak Ada8 Jadilah Cipta Satu9 Nada Setia10 Menyapa Pagi11 Sajak Ilahi12 Bait Dalam Diam13 Terbungkus Aksara Dalam PenaShare thisRelated posts Silakan simak beberapa contoh puisi pendek yang bertema tentang bumi, pilihan, jingga, hujan, kesetiaan, dan lain sebagainya. Semoga dapat membantu kamu yang membutuhkan puisi pendek. Selamat membaca dan meresapi arti tiap bait atau barisnya. 1 Bumi Kami Bumi adalah kasih setia semesta. Bumi nafas Titian pijak kita. Bumi slalu memberi tanpa pamrih. Bumipun butuh jeda tuk sejenak mereda. Agar kembali lega dari sesaknya. Kepada bumi yang membumi. Melalui penjagaan peduli kasih bersama. Baca Juga Puisi Cinta Kasih Memeliharanya dengan kasih. Saling menyayangi lewati perjalanan dibumi. Agar bumipun kembali menjaga setiap makhluknya. Semoga bumi pertiwi lekas kembali pulih. 2 Sebuah Pilihan Pilihan atas dasar makna Pilihan ditudung senja Pilihan beraneka kisah Jejaknya yang menuai kisah Pilihan dalam peduli Pilihan dalam sabarnya hati Penantian itu jauh lebih berarti Istikharah hati dalam sujud kasih Menggenggamnya kepada Ilahi Mempertahankan atau melepaskan percikkannya yang singgah Teka-teki syahdu yang tercipta Sejumlah frasa menjaganya Sesuai alur yang dicipta semesta Mengungkapkan yang nyata terasa adakah itu hal yang salah? 3 Pelita Jingga Pagi ini aku ingat sesuatu Lalu aku pun mensyukuri dan tersipu Ya Rabb-Ku tiada yang tak kau percikkan kecuali tuk kebaikan Kebaikan bagi setiap kami hambamu Menyapa aku dari sini Lagi-lagi Ilahi menguji dengan caranya Pembentang jarak diantara ruang dan waktu Sajak hangat mencipta nurani Belalak mata menjadi genangan penantian hangat Menyapa pagi yang bermentari Pesonanya menyejukkan netra Sinarannya menghangatkan raga Nirwana teduh alam semesta Mengusir caruk maruknya sendu sedan menjelma Kebekuan itu sirna, pelita Jingga dibias senja Sang senja membalut seisi langit angkasa pirawa raya Elok netra menatapnya Pelita Jingga mewarnai rona langit Bersama bayangmu yang singgah Baca Juga Puisi Tentang Waktu Temani ku disisi rasa Seketika, berbagi kisah dan ceritanya Meski jarak menepis jumpa kita Meski jarak merundung jiwa Membentang dimiliaran senjanya Namun, bukankah langit yang kita tatap masih sama Ia tak pernah jeda menjarak ditatap kita Bukankah kala senja menyapa hangatnya yang dirasa pun masih seirama Meskipun kau berada dijarak yang terbentang jauh Dan aku berada di kediamanku menatap bayangmu dari rona jingga dan senja Kala menatap langit, apakah kau tau? Kusampaikan pesanku kepada langit dan senja Pada pelita Jingga, semoga ia menyampaikannya kejalan hatimu Bersama hari dan Illahi yang menjagamu 4 Hujan Musim Semi Musim semi penghujung hujan dini hari Sapaannya tak hanya menderasi guyur tanah bumi Dini hari memandang mu dari sini Rutinitas padatnya pun tetap memanggil mu dari sini Hujan musim semi, Mengguyur bumi dan juga hatiku Menggenggam rasa yang utuh Musim semi hujan dini hari teduh Aku mengingatmu.. Kembali hujan menyapa bumi dengan derasnya Membawa gemericik teduh di genangannya Membasahi pijak langkah Mengguyur nuansa hati yang kian tertumpuk rindu Dibasuh hujan di musim semi Sekedar menyeka hati merindu Hanya nada gemericiknya yang bermelodi terngiang merdu Dari permukaan tanah ia menetes dan mengalir Mendung kelabu itu kian mengabu Bersama tumpukkan rinduku Yang belum temu titik temu Menghiasi atap langit Hujan musim semi menghujani tanah bumi 5 Syair Sederhana Hingga detik aku merangkai aksara bertudung rindu ini Menggema disajak aku menepi dihari Tersudut diduduk sendiri Rasa dalam diam belum menemukan titiknya Belalak sayu kecoklatan dari bola mata berkaca-kaca Entah apa yang dirasakannya Memadukan kuas bercorak warna penghubung berjuta rasa Dalam lukisan hangat pagi bermentari Pena meracik dengan rangkaian katanya Perantara sekat rahasia rasa yang menjelma nyata Tak pandai ungkap kata hati Lewat isyarat bahasa hati ukirannya menari Meliuk dilingkar tali jemari Tiap untaian katanya sarayu tersurat Baca Juga Puisi Senandung Rindu Kini, seuntai syair sederhana menjadi senandung yang merasa Bak selancar terdesir angin Berlayar kepulau semilir Pada muara yang mengalir Dirakit sendu yang menjangkit Dalam bejana kusimpan rapih dan kukunci rapat deretan abjad sebuah nama Syair sederhana merekat dipena Ku titipkan sebuah nama kepada semesta 6 Menepi Aku Ijinkan aku bertanya Kepada langit yang bernafas Kepada bintang yang berkerlip Kepada bulan yang benderang Kepada desir semilir angin yang berhembus kencang Tentang hati yang menyala di nurani Nanti, saat kamu menyadari dan aku sudah menepi Menepikan semua rasa disisi Membungkam dalam nurani Karena memahami letak diri ini Jaga sahaja rasaku yang pernah ada untukmu ini Hanya tuk disampaikan kepada awan dilangitnya yang biru Hanya tuk disampaikan kepada tetesan linang ricik hujan Hanya tuk disampaikan kepada angan yang melanglang Hanya tuk disampaikan kepada Allah yang maha menghendaki 7 Tak Ada Tak ada yang sedang mencari Tak ada yang sedang menjauh Tak ada yang sedang merindui Tak ada yang sedang menghampiri Buih digulung sang ombak dini hari Kepada duduk tepi pantai yang lepas Tak ada yang hendak dituju Aku hanya ingin berbicara kepada hati Kepada peluk kasih sayang Allah Kepada luapan asa diteriak geriak ombak Kepada pantai yang lepas Meluapakan isak sejenak 8 Jadilah Cipta Satu Ada sebait makna Terkandung dalam baluran jiwa Cipta sebuah perjalanan rasa yang sederhana Ada sebuah dilema Dalam kemasan sang pujangga Yang menyibak memendam sebuah perjalanan tentang hati dan jiwa Ada yang bersembunyi Diam dalam aksara doa yang terjaga Jadilah cipta sebuah perjalanan rasa yang terpendam ditengah maknanya Ia ada di antara karang laut dasar hati Ia ada dalam setiap lembaran doa Ia ada dalam molekul-molekul terkecil di samudera Ia ada dalam dedaunan menghijau yang berklorofil Meresap ke pori-pori hati Jadilah cipta satu yang mengalir Menatap dalam nalar logika Menatap pada hati yang bersuara Tiada jeda dalam senandung doa Senantiasa terjaga dalam alunan cipta satu hati dan jiwa 9 Nada Setia Apa yang kau jaga, Apa yang kau yakini ada di nafas jiwa, Apa yang membuat mu melangkah, Pada dentingnya ruh yang bernyawa. Pada sepenggal terjal labirin kisah. Pada ujinya semesta. Setia dalam tutur lisankah, Atau menjaga setia penuh didalam jiwa. Setia itu tentang kita bersama Allah yang menjaga. Setia itu tutur hati kepada Ilahi. Setia itu ingat akan amanah. Setia yang sekata paham dalam perjuangan meniti hari bersama. Setia yang sejati tulus dari hati. Bukan sekedar menghampiri lalu berpaling pergi. Bukan hanya selewatan kata basa-basi, Namun lebih kepada saling menjaga hati dan pandangan diri. 10 Menyapa Pagi Pagi dalam teduh tasbih Berbisik lirih luruh dalam hari Pagi menyapa insani dibumi Akan tapak yang harus didaki Dari serambi yang mencermati Tumpukkan demi tumpukkan tanda kutip dini hari Abaikan sejenak, lekaskan yang tergerak Wahai pagi berkat sabda Ilahi Tak jeda mengucap asma Ilahi Pagi dengan seberkas mentari bercahaya Embun-embun dipelataran teduh menyapa pagi Menyeka dari balik tirai jendela Meracik sebaris nama dengan tariannya Pagi ucap syukur jiwa pada semesta Tak berjeda membasuh pilur dahaga, pun sumringah Dedaunan rimbun menghijau menyejukkan netra Nanti, cerita pagi ini Lengkapi berkas agar senantiasa terhubung dan tersusun rapi Nanti, cerita pagi ini Menyuarakan inspirasi lagunya pada pilihan hati yang tersembunyi 11 Sajak Ilahi Lirih menyebut sebaris nama Menggema disajak semesta Langit biru menatap dengan senyum cerahnya Langit biru seakan turut mengaminkan Menyaksikan yang tertanam dan terpupuk, namun belum tertunaikan Bahasa kalbu bertumbuh riuh Sajak Ilahi menjadi hantar pembasuh Bertumbuh tanpa pendiktean Biar Ilahi yang menuntaskan dengan caranya Dunia tak mengerti seberapa luas asa terpendam Lautan pun tak mengerti seberapa dalam geliak luruh asa yang terpendam Sajak Ilahi menjadi penghantar miliaran langit rasa Hening doa menyapa sang pemilik hati dan jiwa Gumpalan awan menggenggamnya dikediaman doa-doa yang terjaga Bersarang dalam do’a panjang nan bersahaja Bait-baitnya menjadi bumbu rasa peneduhan jiwa 12 Bait Dalam Diam Diam bukan berarti tak mengerti Biar pusara hati yang menjadi pemerhati Menyimpan perasaan dalam sepi Bertengger riak riuh, namun terasing ditengah ramainya hari Sejarah islami selalu setia menginspirasi Layaknya kisah Fatimah dan Ali Menyembunyikan sesuatu, Bait-bait rasa dalam tudung doa diamnya Merayu Rabb ku agar terhubung langsung pesannya kepadamu Bait-bait diam menjadi jeda Sebab ingin Rabb ku yang menyertainya Bait-bait diam menjadi pusat doa Biar Rabb ku menyampaikannya kedalam hatimu 13 Terbungkus Aksara Dalam Pena Tak hanya lisan yang menjadi pusat suara Tak hanya petikkan nada-nada indah, Yang menjadi pemerhatinya Sejumlah kisahnya terbungkus diinspirasi jiwa Sejumlah kisahnya terbungkus oleh aksara dalam pena Sejenak ia tersirat, Lalu tersurat mulai merangkai kata perkata sederhana yang menari Terbungkus aksara dalam pena Tak lantas sontak seluruhnya mampu terbaca Hanya degup jiwa yang mengerti, Yang mampu memahami narasi keseluruhannya Terbungkus aksara dalam pena Mengerti aku wahai jiwa yang memahami Aksara dalam pena menjadi perantara Terbaca dengan kacamata hati Kata itu tetap membungkam, Ia lantang terbungkus pena Perjalanan menuju menyisir cipta dan cita Berbagai gejolak lantunan kata dan rasa melebur menjadi satu dalam jiwa Setitik pengorbanan dikandung berkat Ilahi Pabila jejak semesta berpihak kepada liuk takdir kita Semoga ia yang tetap menjaga setianya Skenario semesta memang cukup unik dan terbingkai apik S ada senja dibalik senyumu entah karena hujan atau aku ada kelabu dibalik matamu sepertinya karena hujan atau aku yang kutahu kau sekelabu asap sehitam kopi sepucat rembulan mungkin karena hujan atau aku 6 Februari 2015Versi Audio Belum ada yang membacakan puisi ini, jadilah yang Puisi 3 BaitContoh Puisi 12 BarisPuisi diatas termasuk tema Puisi CintaPuisi lain kiriman anonym, Suciani FS, anonym bisa anda telusuri, di beberapa tema Hujan merupakan contoh rima mu-an-ku-mu-an-ku-hu-ap-pi-an-an-ku-

puisi tentang hujan 3 bait